Cendana dari dahulu kala digunakan untuk tasbih, aromaterapi, dupa, rempah-rempah dan campuran parfum serta sering juga digunakan untuk warangka keris. Kayu cendana yang berkualitas bagus akan tetap wangi walau telah lama disimpan. Kayu cendana wangi (Santalum spicatum) merupakan kayu yang mahal karena mempunyai fungsi dan aroma yang ekslusif.
Cendana merupakan tanaman langka yang susah untuk dikembang biakkan, hal ini dikarenakan pada masa awal pertumbuhannya, cendana membutuhkan pohon inang untuk pertumbuhannya karena pada masa ini cendana merupakan tumbuhan parasit. Kelangkaan ini meningkatkan nilai kayu cendana di dunia.
Cendana berupa pohon, tinggi antara 12 dan 15 meter yang selalu hijau
dengan batang yang lurus dan bulat tanpa alur. Batang dilapisi kulit
yang kasar, berwarna kelabu atau coklat tua. Kayunya berwarna putih
kekuningan dan berbau harum jika kering (tua). Daun berbentuk oval atau
lanset dan berminyak, dengan panjang sekitar 3,25 – 7,50 cm serta mudah
gugur. Tangkai daun 1 –
1,5 cm, berwarna kekuningan. Kadar minyak yang lebih tinggi terdapat
pada bagian kayu teras, namun kadar santalolnya lebih rendah. Tanaman
tersebut berbunga cepat. Rangkaian bunga pendek (2 – 5 cm). Bunganya
kecil, bertangkai pendek (2 – 3 mm), hermafrodit, dan berbentuk tabung
yang mempunyai empat sampai lima lidah yang terlepas satu dengan
lainnya. Mula-mula bunga berwarna putih kecoklatan kemudian berubah
menjadi merah darah.. Pada umur 3 – 4 tahun, mulai berbuah. Buahnya
bulat berbiji satu, sebesar buah kepundung dan berwarna hitam jika telah
masak.
Tanaman
cendana sangat cocok pada daerah yang berudara dingin dan kering serta
intensitas cahaya matahari yang cukup. Musim kering yang panjang sangat
baik pengaruhnya terhadap pembentukan minyak dan aroma. Anakan cendana
sangat peka terhadap kekeringan dan sinar matahari langsung, sehingga
mudah layu. Pada tanah yang banyak mengandung humus, pertumbuhan candana
lebih baik daripada ditanah yang gersang dan tererosi atau ditempat
yang banyak ditumbuhi rumput. Dari hasil analisa terhadap beberapa macam
contoh tanah yang dikumpulkan dari berbagai daerah tempat tumbuh
cendana dapat diketahui bahwa:
a. Pada umumnya, cendana dapat tumbuh ditanah yang berbatu-batu (lebih kurang 30 cm).
b. Dapat tumbuh ditanah liat dan galuh, akan tetapi lebih baik ditanah galuh (leemground).
c. Kirasan pH tanah, mulai dari sedikit dibawah netral sampai dengan sedikit alkalis.
d. Dapat tumbuh pada kadar hara yang rendah sampai kadar yang tinggi (terutama kadar N, P2O5 dan K2O).
e. Tanah dilapisan atas harus gembur dengan bobot jenis di bawah 1.2 persen.
f. Warna tanah dari merah sampai coklat; ditanah yang berwarna hitam atau putih pertumbuhan cendana kurang baik.
Cendana
adalah salah satu tanaman yang bersifat hemiparasit. Bagian akarnya
berhubungan dengan akar inang melalui haustoria dan zat makanan disadap
dari pohon inang ketajuk cendana. Selama pohon cendana tersebut tumbuh,
produksi minyak berjalan terus pada bagian akar kayu teras. Pohon
cendana akan tumbuh terus dan akan terhenti setelah pohon berumur 60 –
80 tahun atau lebih. Tinggi pohon pada umur tersebut dapat mencapai 60 –
65 ft. Masa berbunga dan berbuah pohon cendana dipengaruhi oleh daerah
tempat tumbuh. Pada umumnya musim berbunga mulai dari bulan Desember
sampai dengan Januari dan buah masak pada bulan Maret sampai Juli. Pohon
cendana berkembang baik dengan bijinya, disebarkan dengan bantuan
serangga, tikus, dan burung.
Tanaman
cendana dapat diserang oleh hama atau penyakit, misalnya penyakit bulir
atau “spike disease” yang disebabkan oleh sejenis mikroplasma yang
banyak dijumpai di India, dengan tanda tanaman tumbuh kerdil dan
menguning. Penyakit lainnya ialah reetdauw (sooty mold), berupa bercak
hitam akibat jemur yang tumbuh di atas daun. Selain karena jamur,
tanaman cendana sering juga rusak oleh serangga dan tikus. Serangga yang
sering menyerang cendana diantaranya ialah Zeuzeura ceffea sejenis
kupu-kupu yang menggerek ranting muda. Chionapsis sp dan walang kayu
(Valanga nigricornis zehntneri Kraus) serta kumbang moncong.
Di
pulau Timor, dikenal dua macam varietas tanaman cendana yaitu varietas
cendana berdaun kecil (no menutu, no ana) da berdaun lebar (nonaik).
Masing-masing termasuk varietas longifolia dan langifolia. Pada satu
pohon sering terdapat bermacam-macam bentuk dan ukuran daun.